Deskripsi solomon
JATI SOLOMON berasal dari klon Jati kepulauan Solomon, yang oleh para pakar Jati dibudidayakan dan dikembangkan selama puluhan tahun di kepulauan Solomon.
Jati Solomon merupakan jenis Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.) klasifikasi botani jati yaitu sebagai berikut :
Jati Solomon merupakan jenis Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.) klasifikasi botani jati yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae Genus :
Tectona Spesies : Tectona grandis Linn.
JATI SOLOMON punya ciri khas berikut :
- Daun tidak terlalu melebar, namum tebal, kuat dan tumbuh condong ke atas. Pasangan-pasangan daun tumbuh dengan serasi dan warna hijau kebiru-biruan(olive).
- Batang tegak lurus vertical, bulat dan besar (sangat kokoh), tahan penyakit, tumbuh sangat cepat, dan relatif sedikit bercabang.
- Pucuk batang relatif kuat, jarang patah karena badai atau hama, sehingga tanaman dapat tumbuh sempurna .
Tanaman Jati yang sering patah bagian pucuk, akan tumbuh bercabang-cabang, sehingga pohon tumbuh agak pendek dan hasil kayu akan berkurang.
Melihat kenyataan kebutuhan kayu dunia yang semakin meningkat setiap tahun sementara areal hutan di masing-masing negara semakin berkurang , maka dapat diperkirakan beberapa tahun lagi dunia akan semakin sulit memenuhi kebutuhan kayu bermutu. Indonesia khususnya yang beberapa tahun lalu masih merupakan salah satu sentra produksi kayu dunia , kini bahkan sudah mulai kesulitan memenuhi kebutuhan kayu dalam negeri sendiri. Untuk kayu bermutu tinggi, kayu Jati khususnya, dapat diperkirakan akan lebih sulit lagi untuk mendapatkannya, maka dapat dipastikan harga kayu jati akan semakin tinggi.
Indonesia yang letaknya di sekitar ekuator, dengan sinar matahari yang cukup intensif dan panjang, ditunjang oleh curah hujan yang cukup dan tanah subur yang masih sangat luas , di tinjau secara komersial penanaman Jati jelas mempunyai prospek yang sangat cerah. Tidak mengherankan, beberapa tahun lalu usaha penanaman Jati secara komersial di beberapa negara masih menjadi monopoli pemerintah.
Kini dengan semakin terbukanya dunia usaha, tersedianya jenis-jenis bibit Jati yang di produksi melalui kultur jaringan yang sangat unggul, tumbuh cepat dan berkualitas tinggi, khususnya pada JATI SAMBO - SOLOMON akan menghasilkan kayu yang bermutu tinggi dan seragam dalam jumlah besar. Hal ini memperjelas prospek usaha yang lebih cerah.
Jika Anda mempunyai :
- Area kebun yang cukup luas,
- Tanah kosong yang masih pikir-pikir mau dimanfaatkan untuk apa,
- Halaman rumah yang cukup luas,
- Area penghijauan di pabrik-pabrik serta instansi pemerintah & swasta,
- Atau jika Anda tidak mempunyai tanah tetapi sanggup menyewa tanah cukup luas dalam masa panjang ( 10 s/d 15 tahun ).
Maka sekaranglah Anda dapat mengetahui dan menentukan pilihan investasi dengan hasil yang luar biasa, lanjutkan mengetahui informasi di bawah ini.
ANALISA USAHA
Perkiraan biaya per hektar dalam 6 tahun pertama, bila 1 hektar ditanam 1.000 pohon.
Beli Bibit 1000xRp.17.500**,-/pohon = Rp 17.500.000,-
Pupuk & Obat-obatan 1000xRp. 4.000,-/pohon = Rp. 4.000.000,-
Biaya Tanam 1000xRp. 500,-/pohon = Rp. 500.000,-
Biaya pemeliharaan selama 6 tahun = Rp.18.000.000,-
---------------
Rp.40.000.000,-
Perkiraan hasil kayu (Jati muda) setelah 6 tahun pertama
500 pohon x 0,25m³ = 125m³ nilai 125m³ x Rp.5 juta,- = Rp. 750 juta,-
Perkiraan hasil kayu dari sisa penjarangan setelah berusia 15 tahun
500 pohon x 1,25m³ = 750m³ nilai 750m³ x Rp. 8 juta,-/m³ = Rp. 6,000 milyar,-
Bandingkan dengan metoda lain mana dari inevestasi yang dapat memberikan nilai tambah sebesar itu?
** Harga per kubik berubah per tahunnya ! **
Catatan
Perkiraan pengeluaran biaya per hektar akan semakin rendah bila penanaman berskala lebih besar. Hasil kayu sangat bergantung pula pada kondisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar